TANGKAPAN IKAN MENURUN NELAYAN PULAU SERIBU MENJERIT

Para Nelayan yang berada di wilayah Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Adminitrasi Kepulauan Seribu mengeluhkan hasil tangkapan ikan. Padahal, jika dilihat dari musim seharusnya saat ini merupakan musim panen ikan bagi para nelayan. Namun ironisnya, justru kenyataanya dalam dua bulan terakhir tangkapan ikan cenderung menurun.



"Sudah dua bulan ini turun drastis tangkapan ikan, seminggu bisa tidak dapat ikan selama pergi melaut, entah apa penyebabnya kami semua juga merasa heran, " tutur Sunardi (34) nelayan asal RT 004/01 Pulau Panggang saat ditemui beritapulauseribu.com, Kamis (1/05/2014).

Menurut nelayan yang sudah sudah 17 tahun malang melintang diperairan Pulau Seribu mengaku heran. Padahal seharusnya jika dilihat dari musim, pada bulan ini merupakan musim panen ikan, sehingga dirinya merasa terkejut. "Kami semua sangat heran, apa mungkin faktor alam atau limbah sampah, kalau terus seperti ini terus bagaimana bisa menghidupi anak dan istri dirumah," keluh nelayan yang telah dikarunia dua orang anak.

Dia menambahkan, jika dibandingkan dengan modal melaut, hasil tangkapan ikannya terkadang tidak bisa untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan, bahkan ia menilai lebih besar pasak dari pada tiang. "Bayangkan, tiap gari pulang-pergi melaut minimal 10 liter solar perhari atau sekitar Rp 150.000, tetapi ikan yang kita tanggap terkadang tidak sesuai dengan harapan," katanya.

Dalam perhari, lanjut Sunardi hasil tangkapan ikan rata-rata hanya 40 kg dalam sehari, sementara untuk harga tahun ini ikan tongkol sebesar Rp 13000/kg di pemborong, sedangkan untuk yang diecer atau dijual keliling seharga Rp 18000/kg sementara untuk ikan jenis Balong hanya Rp 12000/kg di pemborong.

Hal senada juga diungkapkan oleh Agus Supriatno (27). Menurut nelayan yang tinggal di RT 006/01 Pulau Panggang ini mengaku sedih kalau pergi melaut. Pasalnya, tak jarang ia pergi melaut dan pulang dengan tangan kosong alias tidak mendapat tangkapan ikan. "Penurunan tangkapan ikan sudah ada dua bulan terakhir, kemungkinan hal ini juga sama dirasakan oleh saudara-saudara kami nelayan yang ada di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan," tutupnya.

Sumber Berita: BeritaPulauSeribu.com

0 komentar: