Jembatan pelangi

Jembatan yang melalui hutan bakau

Gedung Sejarah benteng belanda

Lokasi benteng belanda tersembunyi disebelah barat pulau dengan kondisi runtuh terkena abrasi air laut.

Sunrise

Sunrise dermaga timur pulau lancang dengan objek bagan

Dermaga Barat

Tempat bersantai dan bermain warga ketika waktu sore dan malam hari

Gudus selfie

Gundukan pasir tempat yang cocok untuk bersefie ria.

Hutan Mangrove

Pulau Lancang memiliki banyak hutan mangrove disebelah utara dan barat Pulau lancang besar bahkan yang berada disebelah utara menyambung lurus sampai Pulau Lancang kecil. Banyak sekali manfaat dari Hutan bakau ini terutama sebagai Pemecah ombak dan ternyata hutan bakau terbukti lebih efektif daripada pembuatan bangunan tanggul pemecah ombak Selain itu Hutan mangrove pun sebagai salinitas air.

pulau lancang
Hutan  mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau dan asin yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Terpaan ombak

Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan dengan laut terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang keras dan aliran air yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih tenang.
Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang berhadapan langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai. Perbedaannya, salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di bagian-bagian yang agak jauh dari muara. Hutan bakau juga merupakan salah satu perisai alam yang menahan laju ombak besar.

Penggenangan oleh air pasang

Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang paling lama dibandingkan bagian yang lainnya; bahkan kadang-kadang terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan.
Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.
Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.
Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).
Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).

Bentuk-bentuk adaptasi

Menghadapi lingkungan yang ekstrim di hutan bakau, tetumbuhan beradaptasi dengan berbagai cara. Secara fisik, kebanyakan vegetasi mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup. Seperti aneka bentuk akar dan kelenjar garam di daun. Namun ada pula bentuk-bentuk adaptasi fisiologis.
Pohon-pohon bakau (Rhizophora spp.), yang biasanya tumbuh di zona terluar, mengembangkan akar tunjang (stilt root) untuk bertahan dari ganasnya gelombang. Jenis-jenis api-api (Avicennia spp.) dan pidada (Sonneratia spp.) menumbuhkan akar napas (pneumatophore) yang muncul dari pekatnya lumpur untuk mengambil oksigen dari udara. Pohon kendeka (Bruguiera spp.) mempunyai akar lutut (knee root), sementara pohon-pohon nirih (Xylocarpus spp.) berakar papan yang memanjang berkelok-kelok; keduanya untuk menunjang tegaknya pohon di atas lumpur, sambil pula mendapatkan udara bagi pernapasannya. Ditambah pula kebanyakan jenis-jenis vegetasi mangrove memiliki lentisel, lubang pori pada pepagan untuk bernapas.
Untuk mengatasi salinitas yang tinggi, api-api mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar di bawah daunnya. Sementara jenis yang lain, seperti Rhizophora mangle, mengembangkan sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam. Air yang terserap telah hampir-hampir tawar, sekitar 90-97% dari kandungan garam di air laut tak mampu melewati saringan akar ini. Garam yang sempat terkandung di tubuh tumbuhan, diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang bersama gugurnya daun.
Pada pihak yang lain, mengingat sukarnya memperoleh air tawar, vegetasi mangrove harus berupaya mempertahankan kandungan air di dalam tubuhnya. Padahal lingkungan lautan tropika yang panas mendorong tingginya penguapan. Beberapa jenis tumbuhan hutan bakau mampu mengatur bukaan mulut daun (stomata) dan arah hadap permukaan daun di siang hari terik, sehingga mengurangi evaporasi dari daun.

Perkembangbiakan

Adaptasi lain yang penting diperlihatkan dalam hal perkembang biakan jenis. Lingkungan yang keras di hutan bakau hampir tidak memungkinkan jenis biji-bijian berkecambah dengan normal di atas lumpurnya. Selain kondisi kimiawinya yang ekstrem, kondisi fisik berupa lumpur dan pasang-surut air laut membuat biji sukar mempertahankan daya hidupnya.
Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon.
Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh.
Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul.
Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama kumpulan sampah-sampah laut lainnya. Propagul dapat ‘tidur’ (dormant) berhari-hari bahkan berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap, beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur.

Suksesi hutan bakau

Tumbuh dan berkembangnya suatu hutan dikenal dengan istilah suksesi hutan (forest succession atau sere). Hutan bakau merupakan suatu contoh suksesi hutan di lahan basah (disebut hydrosere). Dengan adanya proses suksesi ini, perlu diketahui bahwa zonasi hutan bakau pada uraian di atas tidaklah kekal, melainkan secara perlahan-lahan bergeser.
Suksesi dimulai dengan terbentuknya suatu paparan lumpur (mudflat) yang dapat berfungsi sebagai substrat hutan bakau. Hingga pada suatu saat substrat baru ini diinvasi oleh propagul-propagul vegetasi mangrove, dan mulailah terbentuk vegetasi pionir hutan bakau.
Tumbuhnya hutan bakau di suatu tempat bersifat menangkap lumpur. Tanah halus yang dihanyutkan aliran sungai, pasir yang terbawa arus laut, segala macam sampah dan hancuran vegetasi, akan diendapkan di antara perakaran vegetasi mangrove. Dengan demikian lumpur lambat laun akan terakumulasi semakin banyak dan semakin cepat. Hutan bakau pun semakin meluas.
Pada saatnya bagian dalam hutan bakau akan mulai mengering dan menjadi tidak cocok lagi bagi pertumbuhan jenis-jenis pionir seperti Avicennia alba dan Rhizophora mucronata. Ke bagian ini masuk jenis-jenis baru seperti Bruguiera spp. Maka terbentuklah zona yang baru di bagian belakang.
Demikian perubahan terus terjadi, yang memakan waktu berpuluh hingga beratus tahun. Sementara zona pionir terus maju dan meluaskan hutan bakau, zona-zona berikutnya pun bermunculan di bagian pedalaman yang mengering.
Uraian di atas adalah penyederhanaan, dari keadaan alam yang sesungguhnya jauh lebih rumit. Karena tidak selalu hutan bakau terus bertambah luas, bahkan mungkin dapat habis karena faktor-faktor alam seperti abrasi. Demikian pula munculnya zona-zona tak selalu dapat diperkirakan.
Di wilayah-wilayah yang sesuai, hutan mangrove ini dapat tumbuh meluas mencapai ketebalan 4 km atau lebih; meskipun pada umumnya kurang dari itu.

Kekayaan flora

Beraneka jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54 spesies dari 20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap sebagai jenis-jenis mangrove sejati. Yakni jenis-jenis yang ditemukan hidup terbatas di lingkungan hutan mangrove dan jarang tumbuh di luarnya.
Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia; menjadikan hutan bakau Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik. Total jenis keseluruhan yang telah diketahui, termasuk jenis-jenis mangrove ikutan, adalah 202 spesies (Noor dkk, 1999).

Hutan Bakau di Pulau Lancang Dilengkapi Jembatan


Pulau Lancang - Hutan bakau (mangrove) yang mengelilingi Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan kini dapat dinikmati dengan berjalan kaki. Ya, rimbunan pohon bakau ditambah aktfitas berbagai satwa liar itu sudah dilengkapi jembatan kayu sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter.

"Pembangunan jembatan bertujuan agar wisatawan yang datang ke Pulau Lancang dapat menikmati hutan bakau disini," ujar Dewan Kelurahan Pulau Pari, Masin kepada beritapulauseribu.com di Pulau Lancang, Rabu (3/11).
Dia mengatakan, pembangunan jembatan di hutan bakau itu menggunakan dana sosial program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) tahun 2010. Diharapkan jembatan itu menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lancang. "Kami akan terus berupaya agar fasilitas wisata di Pulau Lancang bertambah," katanya.

Menurut Masin, warga di Pulau Lancang menyambut baik dan mendukung pembangunan jembatan itu. Karena hutan bakau yang ada di pantai barat pulau memiliki keragaman hayati yang patut dinikmati wisatawan. "Ini juga atas permintaan warga, karena hutan bakau selain mencegah abrasi juga dapat dimanfaatkan untuk wisata observasi," tuturnya.

Hanapi (40) warga RT 01/02 Kelurahan Pulau Pari yang juga nelayan ini mengungkapkan, bahwa di dalam hutan bakau itu terdapat banyak spesies hewan yang cukup menarik. Utamanya, kata dia, jenis burung dan hewan melata. "Ada beberapa burung yang unik. Dan kalau kita beruntung bisa melihat biawak," ujarnya. (bps/puser)

Motto Kelurahan Pulau Pari "Bersama Kita Bisa"

"Bersama Kita Bisa" itulah motto Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Warga Kelurahan Pulau Pari ini merasa Optimis akan menang dalam lomba Lingkungan bersih dan Sehat di tingkat Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh RT/RW 03/02 kelurahan Pulau Paridan diadakan hari rabu (20/10) di Pulau Lancang. Adalah Astawan S.IP Lurah yang belum lama menjabat sebagai Kepala Kelurahan Pulau Pari ini mengatakan, bahwa kami akan melakukan yang terbaik untuk lomba Lingkungan Bersih dan Sehat tahun ini. "Masyarakat, ibu-ibu PKK, dan pihak Kelurahan berperan penting dalam hal ini. Karena seperti motto kami "Bersama Kita Bisa" ungkapnya.


Oleh karena kelurahan Pulau Pari merasa yakin akan menang, maka Sekretaris kabupaten Kepulauan Seribu Endjang Abdullah Mengharapkan jika kelurahan Pulau Pari Memenangkan lomba Lingkungan bersih dan sehat di tingkat DKI Jakarta selanjutnya akan ditargetkan untuk mengikuti lomba Lingkungan Bersih dan Sehat ditingkat nasional.


Selain itu, Sekretaris kabupaten Kepulauan Seribu ini mengharapkan penilai-an lomba Lingkungan Bersih dan Sehat diKepulauan Seribu harus dibedakan dengan wilayah di Jakarta yang lainnya karena Keadaan di Pulau Seribu berbeda dengan di 5 kota jakarta yang lain, jadi harapan kami pihak penilai-an lomba bisa membedakannya.




pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan

pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang

Pulau Lancang dan Pulau Lancang

Pulau Lancang ternyata dimiliki oleh dua daerah kepulauan yang berjauhan diwilayah Indonesia, yang satu berada didaerah DKI Jakarta dan yang lainnya terletak didaerah Riau. Pulau ini memiliki kesamaan nama, akan tetapi pasti memiliki perbedaan yang jelas baik dari segi sejarah, luas, daerah dan lain sebagainya.
Silahkan lihat data simple berikut dibawah ini:
Kepulauan Seribu Selatan adalah sebuah Kecamatan yang ada di kabupaten ADM kepulauan seribu, DKI Jakarta. Salah satu kelurahan yang ada kepulauan seribu selatan ini adalah kelurahan pulau pari yang memiliki pusat pemerintahan di pulau lancang, Pulau Lancang ini memiliki luas wilayah 15,13 hektar. Karena pulau Lancang ini ditetapkan sebagai pusat pemerintahan kelurahan Pulau Pari dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, di sini juga telah disediakan kantor lurah, rumah dinas pejabat kelurahan, sekolah, pos penjagaan polisi, Puskesmas, dan sebagainya.

Benai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, Indonesia yang memiliki luas wilayah 249,36 km atau sekitar 3,26 % dari keseluruhan luas Kabupaten Kuantan Singingi. Salah satu kelurahan dari kecamatan benai adalah kelurahan Beringin jaya.

Beringin jaya memiliki beberapa desa diantaranya adalah Desa Teratak air hitam, koto benai, Pulau Lancang, tolontam, banjar benai, gumung kesiangan, banjar lopak, pulau kalimanting, tanjung, pulau ingu, simandolak, jalur patah, tebing tinggi, pulau tongah, ujung tanjung, siberakun, benai kecil, seberang teratak air hitam, geringging baru, marsawa, langsat hulu, muara langsa.
Pulau Lancang yang lokasinya ada diderah riau ini terkenal sebagai kawasan penghasil garam terbesar di Pidie dengan hasil per tahun.




pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan

pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang
pulau seribu

Abrasi

abrasi pulau lancangAbrasi adalah salah satu masalah lingkungan bagi masyarakat kepulauan seribu khususnya Pulau Lancang sendiri. Abrasi merupakan sebuah peristiwa fenomena alam yang membuat terkikisnya pesisir pantai akibat gelombang arus laut yang membawa pasir pantai kearah lautan. Sebab musabab pasir pantai semakin lama semakin habis adalah arus gelombang akibat pasang surut air laut, sehingga lama-kelamaan terkikisnya tepian pantai. Abrasi ini juga didukung oleh faktor pemanasan global, yang menyebabkan suhu dibumi semakin memanas sehingga mencair gunung-gunung es yg menampung volume air yang sangat banyak, pencairan tersebut memiliki efek yang signifikan karena menyebabkan semakin tingginya volume air dibumi ini. Oleh karena itu pemerintah daerah berupaya untuk mengatasi abrasi dengan membangun tanggul pemecah ombak didaerah sekeliling pantai Pulau Lancang.
Keseriusan pemerintah daerah ini bisa dilihat dari APBD yang mencantumkan pembangunan tanggul pemecah ombak dari beberapa tahun yang lalu dan hingga kini telah terealisasikan lebih dari tujuh puluh persen. Ada beberapa bagian pantai yang sengaja tidak dibuat tanggul pemecah ombak dikarenakan pemerintah daerah setempat memiliki planning tempat wisata pasir putih dan beberapa planning lainnya.


pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan

pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang

Pulau Lancang

Sejarah Pulau Lancang

pulau lancang
Sejarah Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan memang unik, menurut sumber H. Ambo Menteng (ALM) sekitar tahun 1933, ada tiga keluarga nelayan yang datang ke pulau Lancang ini untuk mencari ikan karena pada zaman itu masih banyak manusia yang hidup nomaden alias berpindah-pindah.

Awalnya para nelayan yang berasal dari daratan(sekarang bernama karanghantu, banten) hanya mencari ikan atau beristirahat beberapa hari di Pulau Lancang ini kemudian mereka kembali kedaratan untuk membarter hasil tangkapan mereka dengan beras dan menemui keluarga mereka tapi karena sumber daya laut yang ada diperairan pulau lancang ini tidak habis-habis dan jarak antara mereka dengan keluargapun sangat jauh (karena pada tahun itu dari daratan menuju pulau lancang ini hanya dengan menggunakan perahu) akhirnya ada tiga keluarga yang berinisiatif untuk menetap di pulau lancang ini. Para nelayan ini pun pindah ke pulau lancang ini dengan membawa sanak saudaranya, kemudian membuat tenda/rumah semetara (yang dibuat dari bambu-bambu dan pelepah daun kelapa).

Karena sudah merasa agak tua dan sudah tidak kuat lagi melaut akhirnya seorang kakek yang berasal dari salah satu keluarga memutuskan untuk berkebun dan mencari kayu bakar yang dibantu oleh istrinya. Kayu bakar ini untuk dijual ke daratan.

Akhirnya sepasang kakek nenek ini mebawa Kayu Bakar nya ke daratan seberang dengan menggunakan perahu. Ketika perahu tengah didayung oleh kakek dan nenek itu tiba-tiba banyak sekali ikan yang berlompatan dari air ke perahu mereka. Karena ikan tiada henti-hentinya berlompatan akhirnya mereka membuang sebagian banyak kayu tersebut, tapi setelah kayu-kayu tersebut dibuang ikan-ikan masih tetap berlompatan keperahu mereka hingga perahu mereka hampir tenggelam kemudian mereka membuang semua kayu bakar yang mereka miliki hingga habis. akhirnya ikan-ikan pun berhenti berlompatan hingga akhirnya merekapun selamat. Sikakek berpikir bahwa yang menyebabkan ikan-ikan tersebut berlompatan keperahu nya pasti karena kayu bakar yang dibawanya, Kayu bakar itu berasal dari pohon klancang. Sejak saat itu, pulau ini dinamakan Pulau Klancang. Entah kenapa lama kelamaan warga menyebut pulau ini dengan nama PULAU LANCANG. Mungkin karena penyebutannya lebih mudah. Sekarang ini kayu klancang tersebut sudah tidak ada lagi di pulau ini.

Sejarah lain mengatakan bahwa penamaan pulau lancang bukan dari kisah sepasang kakek nenek yang naek perahu tersebut. Nama Pulau lancang awalnya adalah plancang. Plancang adalah kayu atau bambu yang tertancap didasar laut hingga terlihat dari atas permukaan air. Karena nelayan yang datang ke pulau lancang ini sebagian adalah nelayan bagan. maka mereka menandai dahulu lokasi bagan yang akan didirikan dengan kayu atau nibung. Fungsi dari Plancang sangat banyak selain untuk penanda, ada kayu yang ditancap untuk tempat mengikat tali kapal dan perahu, untuk menempatkan jaring-jaring ikan dan lain-lain, hingga akhirnya menyebabkan banyak kayu yang menancap (plancang) didaerah perairan pulau lancang ini maka dinamakanlah pulau ini, pulau yang banyak Plancangnya dan akhirnya dengan seiring berjalannya waktu jadilah nama pulau lancang . Plancang ini masih sering disebut-sebut oleh warga pulau lancang.
Walaupun penulis sendiri warga pulau lancang tapi penulis belum tahu yang mana yang paling benar.











































pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan

pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan
pulau lancang, pulau pari, kepulauan seribu selatan

Putra - putri daerah

Pulau Lancang ini telah memiliki banyak Putra putri daerah yang terpelajar, Lulusan SMU sederajat, DIII, dan S1. Akan tetapi sebagian besar putra dan putri daerah ini justru bekerja diluar kepulauan Seribu. Apa yang menyebabkan mereka justru bekerja di luar pulau?. Telisik punya telisik dari hasil penelitian penulis kepada sebagian besar dari mereka dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintah daerah setempat kurang memanfaatkan lulusan-lulusan terpelajar ini.
Kebanyakan dari mereka telah bekerja di luar kepulauan walaupun memang ada yang bekerja di pemerintah daerah setempat akan tetapi lebih banyak diluar kepulauan seribu daripada didaerah sendiri. Rata-rata masih dalam wilayah Kepulauan Jawa, Indonesia dan ada juga yang pernah dan sedang bekerja diluar negeri. Mencari pekerjaan di daerah sendiri memang tidak mudah, bukan berart bekerja diluar lebih mudah karena untuk mendaftar pekerjaan dibutuhkan persyaratan-persyaratan yang sulit ditempuh bagi putra-putri pulau lancang ini yang notabene terdiri dari banyak kepulauan karena harus menyeberang kepulau yang lain apabila ingin mengurus berkas untuk melamar pekerjaan ini. Untungnya pihak kepolisian pemerintah pusat kabupaten(POLRES) memudahkan dalam hal pembuatan salah satu berkas ini dengan membuat kantor perwakilan di JL. kalibaru cilincing jakarta utara untuk pembuatan SKCK. sedangkan untuk pembuatan kartu kuning bisa dibuat tidak begitu jauh dari daerah tempat membuat SKCK karena masih satu daerah di DEPNAKER semper jakarta utara (kawasan islamic center).

Pulau Tidung

Pulau Tidung berada digugusan kepulauan seribu. Pulau tidung ini merupakan kecamatan dari kepulauan seribu selatan. Pulau ini sedang ramai dikunjungin oleh wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan asing karena pulau tidung memiliki obyek wisata berupa jembatan yang menghubungkan antara Pulau Tidung besar dengan Pulau Tidung kecil sehingga keramaian pengunjung yang berwisata ke pulau tidung, mengalahkan Pulau untung jawa.

Kepulau Seribu memang masih memiliki keindahan alam yang eksotik. Masih banyak Pulau-Pulau lain yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan baik Pulau yang memiliki Resort, Pulau pribadi, Pulau berpenduduk, Pulau cagar alam, Pulau tak berpenghuni bahkan Pulau yang telah hilang karena terkena dampak abrasi.

Pulau Lancang

Pulau Lancang adalah pulau pemukiman yang terletak di wilayah Kelurahan Pulau Pari dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Penduduk di pulau ini mencapai 1.429 jiwa dengan luas wilayah 15,13 hektar. Pulau ini juga ditetapkan sebagai pusat pemerintahan kelurahan  Pulau Pari dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, di sini juga te1ah disediakan kantor lurah, rumah dinas pejabat kelurahan, sekolah, Pulau pos penjagaan polisi, Puskesmas, dan sebagainya.
Sebagai upaya pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dalam meningkatkan sektor pariwisata yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat,  Pulau Lancang telah ditetapkan sebagai kawasan andalan wisata masal kedua setalah Pulau Untung Jawa. Dalam rangka itu, pembangunan struktur dan infrastruktur di Pulau Lancang mulai dilakukan. Seperti pembangunan homestay percontohan, penyediaan tambak bandeng untuk wisata pancing, puskesmas, tanggul pemecah ombak, penataan jalan berserta sarana penunjangnya melalui program PPMK, beutiftkasi dermaga dan pembentukan kelembagaan masyarakat sadar wisata.
Pulau Lancang juga terkenal dengan hasil tangkap nelayannya berupa kepiting, ikan teri.dan sebagainya. Sektor pariwisata dan hasil laut ini tampaknya dapat menjadi potensi berharga yang perlu dikembangkan.
Pemerintah sadar bahwa penciptaan kawasan baru di Pulau Lancang tidak saja ditujukan bagi eksistensinya Pemerintah Kabupaten secara utuh, akan tetapi lebih jauh lagi ditujukan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat di Pulau Lancang. Sehingga multilpier efek yang dapat ditimbulkan tidak saja berdampak bagi pendapatan Pemerintah, lebih dari itu semua pada akhirnya diharapkan mampu mendongkrak pendapatan masyarakat itu sendiri. Seperti telah diketahui bahwa sebagian besar masyarakat masih bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional, maka dengan berkembangnya Pulau Lancang ini, maka masyarakat di dorong untuk lebih memperkaya kemampuannya tidak saja pada bidang perikanan akan tetapi jasa pariwisata, dan lain sebagainya karena Pulaunya telah menjadi bagian dari destinasi wisatawan. (Jakarta.go.id)

Adventure Pulau Lancang


Walau acara jalan bersama anak2 kelas tidak jadi setelah wisuda, akhirnya setelah lebaran,rencana-in acara dengan sms-in temen2 menginformasikan bahwa "tgl 18 september kita berangkat jalan2 ke Pulau Lancang kepulauan seribu" walaupun mendadak dan berfikir kalo yang berangkat bakalan tidak banyak.


Tanggal 17 september nya Kriiiiiiing-kriiiinng...... HandPhone sering berbunyi. ternyata temen-temen pada nelponin dengan pertanyaan "jadi g?" jawab : "jadi, besok kumpul dikostan jam 6 pagi-pagi". Esok pas hari H subuh2, mengetahui kabar dari update status situs jejaring, bahwa salah satu keluarga teman yang mau berangkat berpetualang diPanggil menghadap Ilahi. Berpikir bahwa rencana adventure ke P.Lancang bersama anak-anak kelas bakalan gagal untuk kedua kalinya. Dikarenakan kalau diteruskan nantinya akan timbul negative thinking "bersenang-senang diatas kesedihan orang lain" dan takutnya ada apa gerangan yang terjadi jika dilanjutkan. Tapi atas dasar penjelasan dari teman (Khonde dot kom) masukan nya kalau acara ini tidak apa-apa dilanjutkan, akhirnya dengan membaca Bismillah lanjutkan acara ini.